Kamis, 19 Maret 2015
Pengarus globalisasi internasional
Diposting oleh Unknown
Perkembangan ekonomi dunia yang begitu pesat telah meningkatkan kadar
hubungan saling ketergantungan dan mempertajam persaingan yang semakin
rumitnya strategi pembangunan yang mengandalkan ekspor di satu pihak,
hal ini merupakan tantangan dan kendala yang membatasi. Di
pihak lain hal tersebut merupakan peluang baru yang dapat dimanfaatkan
untuk keberhasilan pelaksanaan pembangunan bagi negara yang sedang
berkembang atau maju.
Perekonomian dunia mengalami perubahan sejak dasawarsa tujuh puluh hingga tahun 2000-an yang bersifat mendasar atau struktural dan mempunyai kecenderungan jangka panjang atau konjungtural. Perkembangannya menarik yang istilahnya sangat populer belakangan ini adalah “Globalisasi”.
Gejala globalisasi terjadi dalam kegiatan finansial, produksi, investasi, dan perdagangan yang kemudian mempengaruhi tata hubungan ekonmi antar bangsa. Proses globalisasi telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan antarnegara, bahkan menimbulkan proses menyatunya ekonomi dunia sehingga batas-batas antar negara dalam berbagai praktik dunia usaha/ bisnis seakan-akan dianggap tidak berlaku lagi.
Globalisasi muncul pada akhir dekade ke- 20, globalisasi telah menjadikan pertukaran barang dan jasa dengan mudah terjadi melewati batas-batas territorial Negara. Globalisasi menjadikan dunia seperti Global Village. Dengan adanya Globalisasi, negara-negara dapat dengan mudah melakukan suatu interaksi, bahkan individu dalam suatu negara dengan individu di negara lain dapat dengan mudah melakukan suatu interaksi, baik dalam hal komunikasi, pertukaran komoditi, pertukaran informasi, dll. Hal tersebut menjadikan globalisasi sebagai arah baru bagi perkembangan negara-negara selanjutnya..
Sejak berakhirnya perang dingin, dunia dilanda oleh suatu arus perubahan
yang bersifat global. Pada mulanya wujud daripada perubahan tersebut terutama sekali terlihat dalam perkembangan sistem informasi dan transportasi dengan fenomena yang mempersingkat jarak didalam hubungan antara negara atau antara wilayah, baik dalam arti ruang maupun waktu. Jelas sekali bahwa perkembangan yang demikian telah dimungkinkan oleh terjadinya kemajuankemajuan yang menakjubkan dalam bidang Iptek. Tentu saja kemajuan-kemajuan Iptek tersebut telah tercapai berkat adanya kemampuan ekonomi untuk mendukungnya Adanya keterkaitan antara kedua faktor ini menimbulkan peruhahan-perubahan yang luar biasa didalam masyarakat. Sekarang ini keterbukaan semakin kuat berembus, dengan dipayungi oleh globalisasi yang berarti menjadikan segala sesuatunya global, meraksasa menjangkau seluruh dunia, keterbukaan dan globalisasi sepertinya menjadi pasangan yang sangat ideal, tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Globalisasi kemungkinan besar tidak akan ada bila keterbukaan tidak muncul dan begitu sebaliknya. Seluruh entitas yang mewarnai kehidupan masyarakat dunia tidak ada lagi yang tidak terpengaruh oleh sihir globalisasi. Produk, teknologi, kebudayaan sampai informasi merasuk jauh pada kehidupan masyarakat, tidak hanya di negara asalnya tetapi sampai ke seluruh dunia.
B. Implikasi Globalisasi terhadap negara berkembang
Era globalisasi adalah sebuah era di mana proses integrasi dalam bidang ekonomi demikian jelas sehingga sistem ekonomi nasional harus mengintegrasikan diri dengan sistem ekonomi global berdasarkan keyakinan pada perdagangan bebas yang telah dicanangkan pada era sebelumnya, baik era kolonialisme maupun neo-kolonialisme. Dengan masuknya era global seperti itu, yang terjadi kemudian adalah adanya dominasi global atas Negara-negara Selatan (khususnya) seperti Indonesia pada sistem ekonomi, politik, dan budaya. Negara-negara Utara sebagai Negara pemberi utang. Ideologi TNCs (Trans National Corporations) adalah buah paling mutakhir dari sistem global ekonomi dunia, sehingga pasar bebas menjadi ideologi tunggalnya. Efek langsung dari globalisasi adalah bidang ekonomi. Ekonomi suatu negara akan diintegrasikan kedalam sistem ekonomi global. Barang-barang luar negeri akan dengan sangat mudah masuk ke dalam suatu negara (tidak ada intervensi negara dalam pasar karena pasar sudah ter-integrasi kedalam pasar global). Melalui berbagai perjanjian internasional dan adanya organisasi internasional yang mengatur kebijakan ekonomi dunia (IMF dan World Bank), dominasi negara dalam pasar terus-menerus digerus oleh berbagai kebijakan-kebijakan IMF dan World Bank. Meski tujuan IMF tidak pernah dirubah, namunsudah bertahun-tahun sudah diminta memberi nasehat dan bantuan dalam berbagai problem dan situasi yang sangat beraneka ragam. Ada masalah yang berkaitan dengan neraca pembayaran baik di perekonomian negara industri maupun negara berkembang. Lalu ada pula masalah transisi ekonomi, dimana sebuah negara berjuang untuk membangun prasarana ekonomi berorientasi pada pasar bebas. Sementara di negara-negara dengan pasar yang berkembang masalah stabilitas arus modal swasta menjadi masalah yang sangat krusial.
Tentu saja, fokus utama IMF adalah menjaga keuangan yang sehat, kebijakan fiskal yang bijaksana dan pasar terbuka sebagai sarana untuk stabilitas dan pertumbuhan makro. Demikianlah meski corak masing-masing negara yang dibantu berbeda IMF selalu mendesak bersama Bank Dunia agar ada sistem keuangan domestik yang sehat agar ada perbaikan dalam kualitas pembelanjaan publik, hingga pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan dasar tidak dikurangi demi pembangunan militer yang mahal serta proyek prasarana besar-besaran yang hanya menguntungkan segelintir orang tetapi merugikan banyak orang, agar ada transparansi dan pertanggungjawaban dalam urusan pemerintahan dan perusahaan guna menghindari kebijakan yang salah maupun penyia-nyiaan sumber daya nasional, agar ada jaringan pengaman sosial yang kuat dan bisa dijangkau oleh anggota masyarakat yang paling lemah dan agar di beberapa negara ada deregulasi dan penghapusan monopoli guna menciptakan sebuah “lapangan bermain” yang lebih seimbang bagi aktivitas sektor swasta. Ada yang secara tajam mengecam IMF karena telah terlalu dalam mencampuri urusan domestik sebuah bangsa yang berdaulat dan mengecam bahwa IMF kurang bergerak cepat.
Akhirnya, keagamaan keanggotaan dan problem yang dihadapi oleh IMF telah membuat lembaga itu harus memperluas perangkat dan kebijakan mereka. Kini selain perangkat tradisional, stand-by arrangement. Yang biasanya berlangsung selama 12 sampai 18 bulan dan ditujukan untuk menanggulangi defisit neraca pembayaran sementara atau rutin. Selain itu ada pula ada pula “Enhanched Structural Adjusment Facility” (ESAF) yang mendanai program-program jangka panjang, tetapi dengan tingkat bunga rendah yang bisa dirundingkan bagi negara-negara berpenghasilan rendah.
Kesimpulan dari ini semua adalah bahwa IMF bukanlah sekedar sumber pembiayaan atau sebuah mekanisme manajemen krisis seperti biasanya diyakini orang. IMF adalah sebuah lembaga kerja sama untuk pengawasan multiteral. Dari asal usulnya yang sederhana IMF memnga telah berkembang menjadi sebuah lembaga yang rumit dengan tugas-tugas rumit pula. Begitulah meski IMF tetap nampak dikalangan negara-negara anggota melalui teropong yang sama yaitu sebuah lembaga yang dibutuhkan guna kesetabilan dan pertumbuhan ekonomi. IMF harus menangani semua persoalan dengan cara yang sangat beragam.
Selain IMF peran lembaga dunia terhadap negara berkembang yang paling dominan adalah Bank Dunia (World Bank), bank tersebut semmula didirikan dalam rangka membantu negara-negara yang rusak akibat perang untuk melakukan transisi lewat rekontruksi. Pentingnya lembaga ini diakui sangat dirasakan negara berkembang yang pernah menerima pinjaman atau bantuan lembaga ini. Bukan saja karena dana yang disalurkan lebih besar dari lembaga keuangan internasional lainnya. Namun dibandingkan dengan pinjaman lembaga keuangan komersial, pinjaman Bank Dunia bunganya rtelatif cukup rendah yakni disesuaikan dengan bunga yan harus dibayar lembaga itu atas dana yang diperolehnya dari pasar modal dunia. Selain itu, juga berjangka pengembalian lebih lama.
Meskipun tujuannya begitu, pandangan atau saran kebijakan lembaga tidak selalu ditanggapi positif oleh kalangan dunia berkembang. Saran kebijakan yang melekat pada pinjaman yang diberikan Bank ini baik menyangkut pengurangan utang luar negeri, upaya memperbesar arus masuk modal asing menekan pengeluaran pemerintah, kenaikan harga public utilities atau lainnya titidak jarang dituduh justru memperparah situasi ekonnomi sosial atau runyamnya posisi neraca pembayaran internasional negara-negara berkembang itu.
Kecaman para ahli lebih keras lagi para ahli lebih keras lagi dimana negara bersangkutan adalah negara yang kondisi sosial ekonominya tidak memungkinkan bagi diterapkannya kebijakan yang dianjurkan oleh Bank Dunia, di indonesia reaksi kritis terhadap saran kebijakan Bank Dunia baik yang pro maupun kontra. Namuun sebagian besar pengamat sependapat selain sangat membantu memenuhi kebutuhan akan dana untuk meningkatakan produktivitas bagi negara sperti indonesia pinjaman bank dunia merupakan indikasi dari kepercayaan dunia.
Indonesia termasuk penerima banttuan Bank Dunia terbesar diantara negara-negara berkembang. Di indonesia pinjaman Bank Dunia ini dipakai untuk membiayai sektor sangat luas mulai dari pertanian, pendidikan/pelatihan, kependudukan, kesehatan dan program nutrisi dan tranportasi , sumber daya/listrik, gas, telekomunikasi dan bidang keuangan dan bantuan khusus untuk strukturisasi ekonomi.
Pinjaman terbesar kepada indonesia ini dimungkinkan karena diantara negara-negara berkembang, indonesia dinilai memiliki prestasi baik selain termasuk jajaran negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi di Asia-Pasifik pada beberapatahun terakir. Ini karena meskipun tercatat sebagai pengutang terbesar kedua di dunia, indonesia tetap mampu memenuhi komitmen pembayaran kembali cicilan dan bunga pinjaman pada waktunya. Yang jelas tidak semua negara berkembang seberuntung indonesia, artinya memiliki perekonomian dan kondisi-kondisi yang mendukungnya yang mampu menyerap utang untuk kegiatan produktif yang kemudian menghasilkan penerimaan, dimana kemudian sebagian bisa disisihkan untuk membayar kembali utang dan bunganya. Lepas dari pro-kontra dan ditunggangi Bank Dunia oleh kepentingan negara maju keberadaan lembaga ini akan tetap dibutuhkan oleh negara berkembang dan miskin. Terutama dengan semakin langkanya dana pembangunan dan pada saat kondisi penyebaran kemakmuran dunia tidak semakin berpihak pada mereka dewasa ini.
Hal ini menjadi masalah tersendiri bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia karena ekonomi Indonesia belum siap untuk menghadapi arus Globalisasi. Jika Indonesia memaksakan diri, maka kemungkinan produk-produk lokal akan disingkirkan oleh produk luar negeri dan menjadikan negara ini sebagai negara konsumen. Jika hal itu terjadi maka efek domino terhadap kondisi social-politik di Indonesia akan terjadi. Jika produk-produk Indonesia tidak bisa bersaing maka perusahaan lokal dapat mengalami kerugian dan mengadakan PHK terhadap karyawannya.
Imbas dari globalisasi bukan hanya hal-hal yang berhubungan dengan ekonomi, tetapi masuk kedalam bidang social. Globalisasi membuat arus masuk informasi menjadi tanpa batas, termasuk pornografi, pelecehan seksual dan kekerasan yang dapat mempengaruhi generasi muda bangsa. Dengan adanya televisi, internet, email dan layanan komunikasi lainnya yang merupakan imbas dari globalisasi membuat informasi bagi remaja dan anak-anak tidak terkontrol. Globalisasi berimbas juga pada masalah lingkungan. Dengan masuknya modal tanpa batas, perusahaan pertambangan asing akan berlomba untuk mengeksploitasi alam Indonesia. Dengan masuknya perusahaan tambang asing, maka pencemaran lingkungan pasti tidak akan bisa dihindarkan. Kebijakan pemerintah mengizinkan operasi pertambangan pada kawasan hutan lindung dan konservasi, sudah pasti akan mempercepat lenyapnya hutan Indonesia. “Industri keruk” tambang akan mengubah hamparan hutan hijau Indonesia menjadi padang pasir kekuningan dengan lubang-lubang beracun didalamnya. Saat ini saja terdapat 150 perusahaan yang telah mengantongi izin Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral untuk membuka tambang.
C. Kesimpulan
ada dasarnya segala hal yang diciptakan manusia mempunyai efek baik dan buruk bagi manusia itu sendiri. Globalisasi juga mempunyai sifat seperti itu. Globalisasi disatu sisi menawarkan kebaikan tapi disisi lain juga kita akan terjebak pada keterpurukan jika tidak mewaspadainya. Pengaruh globalisasi juga harus dilihat dari ‘siapa yang memprakarsainya’ yaitu negara-negara Barat. Hal ini patut diwaspadai karena sumber daya alam kita yang melimpah dan bukan tidak mungkin negara-negara tersebut juga mengincarnya dengan mempengaruhi masyarakat kita tentang ‘betapa baiknya globalisasi’. Rakyat (elit penguasa dan rakyat biasa) harus meng-counter efek buruk dari globalisasi. Jika hanya rakyat biasa saja yang mencoba meng-counter-nya maka hal itu hanya akan sia-sia. Apapun taktik dan strategi yang akan dipakai untuk meng-counter efek buruk dari globalisasi akan sia-sia jika tidak ada dukungan elit penguasa dan rakyat biasa. (candra)
Perekonomian dunia mengalami perubahan sejak dasawarsa tujuh puluh hingga tahun 2000-an yang bersifat mendasar atau struktural dan mempunyai kecenderungan jangka panjang atau konjungtural. Perkembangannya menarik yang istilahnya sangat populer belakangan ini adalah “Globalisasi”.
Gejala globalisasi terjadi dalam kegiatan finansial, produksi, investasi, dan perdagangan yang kemudian mempengaruhi tata hubungan ekonmi antar bangsa. Proses globalisasi telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan antarnegara, bahkan menimbulkan proses menyatunya ekonomi dunia sehingga batas-batas antar negara dalam berbagai praktik dunia usaha/ bisnis seakan-akan dianggap tidak berlaku lagi.
Globalisasi muncul pada akhir dekade ke- 20, globalisasi telah menjadikan pertukaran barang dan jasa dengan mudah terjadi melewati batas-batas territorial Negara. Globalisasi menjadikan dunia seperti Global Village. Dengan adanya Globalisasi, negara-negara dapat dengan mudah melakukan suatu interaksi, bahkan individu dalam suatu negara dengan individu di negara lain dapat dengan mudah melakukan suatu interaksi, baik dalam hal komunikasi, pertukaran komoditi, pertukaran informasi, dll. Hal tersebut menjadikan globalisasi sebagai arah baru bagi perkembangan negara-negara selanjutnya..
Sejak berakhirnya perang dingin, dunia dilanda oleh suatu arus perubahan
yang bersifat global. Pada mulanya wujud daripada perubahan tersebut terutama sekali terlihat dalam perkembangan sistem informasi dan transportasi dengan fenomena yang mempersingkat jarak didalam hubungan antara negara atau antara wilayah, baik dalam arti ruang maupun waktu. Jelas sekali bahwa perkembangan yang demikian telah dimungkinkan oleh terjadinya kemajuankemajuan yang menakjubkan dalam bidang Iptek. Tentu saja kemajuan-kemajuan Iptek tersebut telah tercapai berkat adanya kemampuan ekonomi untuk mendukungnya Adanya keterkaitan antara kedua faktor ini menimbulkan peruhahan-perubahan yang luar biasa didalam masyarakat. Sekarang ini keterbukaan semakin kuat berembus, dengan dipayungi oleh globalisasi yang berarti menjadikan segala sesuatunya global, meraksasa menjangkau seluruh dunia, keterbukaan dan globalisasi sepertinya menjadi pasangan yang sangat ideal, tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Globalisasi kemungkinan besar tidak akan ada bila keterbukaan tidak muncul dan begitu sebaliknya. Seluruh entitas yang mewarnai kehidupan masyarakat dunia tidak ada lagi yang tidak terpengaruh oleh sihir globalisasi. Produk, teknologi, kebudayaan sampai informasi merasuk jauh pada kehidupan masyarakat, tidak hanya di negara asalnya tetapi sampai ke seluruh dunia.
B. Implikasi Globalisasi terhadap negara berkembang
Era globalisasi adalah sebuah era di mana proses integrasi dalam bidang ekonomi demikian jelas sehingga sistem ekonomi nasional harus mengintegrasikan diri dengan sistem ekonomi global berdasarkan keyakinan pada perdagangan bebas yang telah dicanangkan pada era sebelumnya, baik era kolonialisme maupun neo-kolonialisme. Dengan masuknya era global seperti itu, yang terjadi kemudian adalah adanya dominasi global atas Negara-negara Selatan (khususnya) seperti Indonesia pada sistem ekonomi, politik, dan budaya. Negara-negara Utara sebagai Negara pemberi utang. Ideologi TNCs (Trans National Corporations) adalah buah paling mutakhir dari sistem global ekonomi dunia, sehingga pasar bebas menjadi ideologi tunggalnya. Efek langsung dari globalisasi adalah bidang ekonomi. Ekonomi suatu negara akan diintegrasikan kedalam sistem ekonomi global. Barang-barang luar negeri akan dengan sangat mudah masuk ke dalam suatu negara (tidak ada intervensi negara dalam pasar karena pasar sudah ter-integrasi kedalam pasar global). Melalui berbagai perjanjian internasional dan adanya organisasi internasional yang mengatur kebijakan ekonomi dunia (IMF dan World Bank), dominasi negara dalam pasar terus-menerus digerus oleh berbagai kebijakan-kebijakan IMF dan World Bank. Meski tujuan IMF tidak pernah dirubah, namunsudah bertahun-tahun sudah diminta memberi nasehat dan bantuan dalam berbagai problem dan situasi yang sangat beraneka ragam. Ada masalah yang berkaitan dengan neraca pembayaran baik di perekonomian negara industri maupun negara berkembang. Lalu ada pula masalah transisi ekonomi, dimana sebuah negara berjuang untuk membangun prasarana ekonomi berorientasi pada pasar bebas. Sementara di negara-negara dengan pasar yang berkembang masalah stabilitas arus modal swasta menjadi masalah yang sangat krusial.
Tentu saja, fokus utama IMF adalah menjaga keuangan yang sehat, kebijakan fiskal yang bijaksana dan pasar terbuka sebagai sarana untuk stabilitas dan pertumbuhan makro. Demikianlah meski corak masing-masing negara yang dibantu berbeda IMF selalu mendesak bersama Bank Dunia agar ada sistem keuangan domestik yang sehat agar ada perbaikan dalam kualitas pembelanjaan publik, hingga pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan dasar tidak dikurangi demi pembangunan militer yang mahal serta proyek prasarana besar-besaran yang hanya menguntungkan segelintir orang tetapi merugikan banyak orang, agar ada transparansi dan pertanggungjawaban dalam urusan pemerintahan dan perusahaan guna menghindari kebijakan yang salah maupun penyia-nyiaan sumber daya nasional, agar ada jaringan pengaman sosial yang kuat dan bisa dijangkau oleh anggota masyarakat yang paling lemah dan agar di beberapa negara ada deregulasi dan penghapusan monopoli guna menciptakan sebuah “lapangan bermain” yang lebih seimbang bagi aktivitas sektor swasta. Ada yang secara tajam mengecam IMF karena telah terlalu dalam mencampuri urusan domestik sebuah bangsa yang berdaulat dan mengecam bahwa IMF kurang bergerak cepat.
Akhirnya, keagamaan keanggotaan dan problem yang dihadapi oleh IMF telah membuat lembaga itu harus memperluas perangkat dan kebijakan mereka. Kini selain perangkat tradisional, stand-by arrangement. Yang biasanya berlangsung selama 12 sampai 18 bulan dan ditujukan untuk menanggulangi defisit neraca pembayaran sementara atau rutin. Selain itu ada pula ada pula “Enhanched Structural Adjusment Facility” (ESAF) yang mendanai program-program jangka panjang, tetapi dengan tingkat bunga rendah yang bisa dirundingkan bagi negara-negara berpenghasilan rendah.
Kesimpulan dari ini semua adalah bahwa IMF bukanlah sekedar sumber pembiayaan atau sebuah mekanisme manajemen krisis seperti biasanya diyakini orang. IMF adalah sebuah lembaga kerja sama untuk pengawasan multiteral. Dari asal usulnya yang sederhana IMF memnga telah berkembang menjadi sebuah lembaga yang rumit dengan tugas-tugas rumit pula. Begitulah meski IMF tetap nampak dikalangan negara-negara anggota melalui teropong yang sama yaitu sebuah lembaga yang dibutuhkan guna kesetabilan dan pertumbuhan ekonomi. IMF harus menangani semua persoalan dengan cara yang sangat beragam.
Selain IMF peran lembaga dunia terhadap negara berkembang yang paling dominan adalah Bank Dunia (World Bank), bank tersebut semmula didirikan dalam rangka membantu negara-negara yang rusak akibat perang untuk melakukan transisi lewat rekontruksi. Pentingnya lembaga ini diakui sangat dirasakan negara berkembang yang pernah menerima pinjaman atau bantuan lembaga ini. Bukan saja karena dana yang disalurkan lebih besar dari lembaga keuangan internasional lainnya. Namun dibandingkan dengan pinjaman lembaga keuangan komersial, pinjaman Bank Dunia bunganya rtelatif cukup rendah yakni disesuaikan dengan bunga yan harus dibayar lembaga itu atas dana yang diperolehnya dari pasar modal dunia. Selain itu, juga berjangka pengembalian lebih lama.
Meskipun tujuannya begitu, pandangan atau saran kebijakan lembaga tidak selalu ditanggapi positif oleh kalangan dunia berkembang. Saran kebijakan yang melekat pada pinjaman yang diberikan Bank ini baik menyangkut pengurangan utang luar negeri, upaya memperbesar arus masuk modal asing menekan pengeluaran pemerintah, kenaikan harga public utilities atau lainnya titidak jarang dituduh justru memperparah situasi ekonnomi sosial atau runyamnya posisi neraca pembayaran internasional negara-negara berkembang itu.
Kecaman para ahli lebih keras lagi para ahli lebih keras lagi dimana negara bersangkutan adalah negara yang kondisi sosial ekonominya tidak memungkinkan bagi diterapkannya kebijakan yang dianjurkan oleh Bank Dunia, di indonesia reaksi kritis terhadap saran kebijakan Bank Dunia baik yang pro maupun kontra. Namuun sebagian besar pengamat sependapat selain sangat membantu memenuhi kebutuhan akan dana untuk meningkatakan produktivitas bagi negara sperti indonesia pinjaman bank dunia merupakan indikasi dari kepercayaan dunia.
Indonesia termasuk penerima banttuan Bank Dunia terbesar diantara negara-negara berkembang. Di indonesia pinjaman Bank Dunia ini dipakai untuk membiayai sektor sangat luas mulai dari pertanian, pendidikan/pelatihan, kependudukan, kesehatan dan program nutrisi dan tranportasi , sumber daya/listrik, gas, telekomunikasi dan bidang keuangan dan bantuan khusus untuk strukturisasi ekonomi.
Pinjaman terbesar kepada indonesia ini dimungkinkan karena diantara negara-negara berkembang, indonesia dinilai memiliki prestasi baik selain termasuk jajaran negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi di Asia-Pasifik pada beberapatahun terakir. Ini karena meskipun tercatat sebagai pengutang terbesar kedua di dunia, indonesia tetap mampu memenuhi komitmen pembayaran kembali cicilan dan bunga pinjaman pada waktunya. Yang jelas tidak semua negara berkembang seberuntung indonesia, artinya memiliki perekonomian dan kondisi-kondisi yang mendukungnya yang mampu menyerap utang untuk kegiatan produktif yang kemudian menghasilkan penerimaan, dimana kemudian sebagian bisa disisihkan untuk membayar kembali utang dan bunganya. Lepas dari pro-kontra dan ditunggangi Bank Dunia oleh kepentingan negara maju keberadaan lembaga ini akan tetap dibutuhkan oleh negara berkembang dan miskin. Terutama dengan semakin langkanya dana pembangunan dan pada saat kondisi penyebaran kemakmuran dunia tidak semakin berpihak pada mereka dewasa ini.
Hal ini menjadi masalah tersendiri bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia karena ekonomi Indonesia belum siap untuk menghadapi arus Globalisasi. Jika Indonesia memaksakan diri, maka kemungkinan produk-produk lokal akan disingkirkan oleh produk luar negeri dan menjadikan negara ini sebagai negara konsumen. Jika hal itu terjadi maka efek domino terhadap kondisi social-politik di Indonesia akan terjadi. Jika produk-produk Indonesia tidak bisa bersaing maka perusahaan lokal dapat mengalami kerugian dan mengadakan PHK terhadap karyawannya.
Imbas dari globalisasi bukan hanya hal-hal yang berhubungan dengan ekonomi, tetapi masuk kedalam bidang social. Globalisasi membuat arus masuk informasi menjadi tanpa batas, termasuk pornografi, pelecehan seksual dan kekerasan yang dapat mempengaruhi generasi muda bangsa. Dengan adanya televisi, internet, email dan layanan komunikasi lainnya yang merupakan imbas dari globalisasi membuat informasi bagi remaja dan anak-anak tidak terkontrol. Globalisasi berimbas juga pada masalah lingkungan. Dengan masuknya modal tanpa batas, perusahaan pertambangan asing akan berlomba untuk mengeksploitasi alam Indonesia. Dengan masuknya perusahaan tambang asing, maka pencemaran lingkungan pasti tidak akan bisa dihindarkan. Kebijakan pemerintah mengizinkan operasi pertambangan pada kawasan hutan lindung dan konservasi, sudah pasti akan mempercepat lenyapnya hutan Indonesia. “Industri keruk” tambang akan mengubah hamparan hutan hijau Indonesia menjadi padang pasir kekuningan dengan lubang-lubang beracun didalamnya. Saat ini saja terdapat 150 perusahaan yang telah mengantongi izin Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral untuk membuka tambang.
C. Kesimpulan
ada dasarnya segala hal yang diciptakan manusia mempunyai efek baik dan buruk bagi manusia itu sendiri. Globalisasi juga mempunyai sifat seperti itu. Globalisasi disatu sisi menawarkan kebaikan tapi disisi lain juga kita akan terjebak pada keterpurukan jika tidak mewaspadainya. Pengaruh globalisasi juga harus dilihat dari ‘siapa yang memprakarsainya’ yaitu negara-negara Barat. Hal ini patut diwaspadai karena sumber daya alam kita yang melimpah dan bukan tidak mungkin negara-negara tersebut juga mengincarnya dengan mempengaruhi masyarakat kita tentang ‘betapa baiknya globalisasi’. Rakyat (elit penguasa dan rakyat biasa) harus meng-counter efek buruk dari globalisasi. Jika hanya rakyat biasa saja yang mencoba meng-counter-nya maka hal itu hanya akan sia-sia. Apapun taktik dan strategi yang akan dipakai untuk meng-counter efek buruk dari globalisasi akan sia-sia jika tidak ada dukungan elit penguasa dan rakyat biasa. (candra)
About Admin of the Blog:
Imran Uddin is the founder of AllTechBuzz .He is a Tech Geek, SEO Expert, Web Designer and a Pro Blogger. Contact Him Here
0 komentar:
Posting Komentar